Sebentar lagi tahun 2017 akan berakhir dan memasuki tahun 2018. Banyak sekali cerita terjadi di tahun ini, banyak pengalaman baru, dan pencapaian baru. Puji Tuhan tahun ini banyak sekali kebahagian dan berkat bagi saya.
Masih ingat kala akhir tahun 2016. Disaat oranglain sibuk menyiapkan Natal atau liburan panjang akhir tahun, saya masih bergumul mencari pekerjaan. Akhirnya rejeki datang kepada saya di tahun 2017.
Dimulai dari bulan Februari. Kala itu saya diterima di sebuah kantor IT di Jakarta Barat bagian programer, yang awalnya nglamar hanya asal coba-coba karena udah buntu banget. Dikasih waktu dua hari buat lengkapi berkas-berkas dan secepatnya harus udah sampe Jakarta karena harus ikut program camp nya dulu. Tapi betapa bodohnya saya, tawaran dengan gaji yang menggiurkan itu saya akhirnya tolak. Alasan terbesar karena nggak dapet restu dari orangtua.
Sebelum saya menolak tawaran kerja di Jakarta, saya ditelepon HRD sebuah pabrik obat di Sragen, saya diminta ke sana untuk menemui manager. Saya nggak dateng karena berpapasan sama tes kerja di Jogja, mereka menawarkan ganti hari, saya belum bisa menjawab, sampe ditelpon berkali-kali. Berpikir optimis, pasti saya diterima di pabrik tersebut. Untuk apa mereka mengejar kalo nggak butuh banget? Tapi bodohnya saya lagi, saya tolak tawaran dengan bidang pekerjaan database yang sebenarnya 'saya banget'. Saya bilang kalo diterima di Jakarta dan minggu depan udah mulai kerja. Nyatanya? Saya masih tiduran di kasur kamar saya.
Teman kerja satu unit |
Bahagia lagi ketika bisa mendapat pundi-pundi uang dari jerih payah sendiri. Meskipun saya merasa belum bisa memberi apa-apa ke orangtua saya, setidaknya saya bisa mengurangi pengeluaran mereka.
Persahabatan.
Akhirnya di tahun ini, saya beranikan diri dan membuang rasa gengsi saya untuk memulai percakapan lagi dengan dia (walau pada awalnya terpaksa). Terpaksa? Iya beneran. Waktu itu ada acara buka bersama dan syukuran ulang tahun saya. Setelah acara selesai, saya dan beberapa teman harus nemuin Dwi di daerah kridosono. Saya waktu itu nggak ada boncengan sendiri, dan akhirnya saya beranikan diri minta tolong dia. Pulang dari Kridosono, saya pun nebeng dia pulang. Nggak tau malu banget aku, pikiran saya kala itu. Dari mulai pembicaraan pertama kami yang akward setelah lama tak tegur sapa. "Gimana as kerjanya, nyaman?" dan "kamu nggak lupa kan arah rumahku?", hingga waktu berjalan dengan sendirinya kami kembali akrab bersahabat.
Dan baru bulan lalu mungkin, saya akhirnya meminta maaf atas perbuatan kejam saya, yang kemudian saya dengan rela ikhlas dimarahi sahabat saya yang lain akibat kebodohan saya di masa lalu. Belajar dari pengalaman persahabatan diatas, semenjak itu persahabatan saya dengan dia dan dengan sahabat kami yang lain jadi semakin erat dan saling terbuka satu sama lain. Tak hanya sebatas sahabat, mereka juga menjadi keluarga bagi saya.
Cinta.
Sahabat malem mingguku |
Bersyukur dikelilingi para sahabat saya yang selalu siap sedia dalam suka maupun duka saya. Mereka yang menemani saya menghabiskan masa single setiap malam minggu di sepanjang tahun 2017 ini. Mereka yang dengan jujur mengkritik saya jika saya berbuat salah, yang dengan tegas memarahi saya jika saya mengeluh, yang tak bosan memberi semangat ketika saya terpuruk, dan mengingatkan saya untuk bersyukur jika saya merasa hidup tak adil.
Meskipun tahun 2017 akan segera berakhir, saya berharap dan juga percaya, kebahagiaan dan kebaikan akan terus membanjiri saya. Tentunya saya akan terus berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik dan berguna. Dan tentunya di tahun yang baru saya ingin terus ada pencapaian-pencapaian baru.