Pada libur panjang akhir
tahun 2017, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi Kota Semarang. Selain
untuk menyegarkan pikiran setelah berkerja, liburan kali ini juga sekaligus
ingin bertemu sahabat kuliah yang bekerja di Semarang. Liburan yang benar-benar
terencana, karena sudah sejak sebulan niat banget harus trip dalam libur
panjang kali ini. Awalnya ada dua kota yang menggugah saya yaitu Semarang dan
Jakarta, alasannya karena di dua kota tersebut ada sahabat saya. Namun karena
saya baru bisa libur tanggal 22 Desember dan saya seseorang yang merayakan
Natal, ditambah lagi tiket kereta di Jakarta yang sudah mulai habis ada pun
mahal, maka pilihan saya jatuh ke Semarang.
Rawit. Cabe. Satunya? |
Sebelum bercerita
tentang trip ke Semarang, tau nggak kenapa judul tulisan ini ada kata
"Cabe Rawit" nya?? Cabe Rawit ini sebenarnya nama lapangan, Cabe
untuk Dwi dan Rawit untuk saya (mungkin saya akan bercerita tentang ini di lain
waktu hehe).
Saya sengaja meminjam
action cam milik sobatjogja.com untuk dibawa ke Semarang,
untuk membuat vlog pertama kami, awal yang iseng-iseng dan mencoba belajar (dan
siapa tau emang bisa lolos kualifikasi soabtjogja). Nah, selama nge-vlog inilah
kami sering memperkenalkan diri sebagai cabe rawit, kalian bisa lihat nantinya
di youtube kalo memang beneran lolos kualifikasi tim editor sobatjogja hehe.. Dan ternyata beneran lolos kualifikasi sobatjogja, mau lihat? langsung klik aja di link ini. Big thanks to Rachmad yang sudah mau meng-edit video yang saya tau super ruwet ini. (Mohon juga like, comment, dan subscribe agar kami lebih semangat lagi)
Oya.. sebenernya kami
nggak cuma berdua aja ke Semarang. Awalnya sih emang saya akan berangkat sendiri
dari Jogja dan baru bertemu Dwi di sana, namun kemudian Hana bisa ikut juga.
Nah kalo Hana di vlog panggilannya apa ya?? tunggu lihat vlog nya aja deh..
Jogja-Semarang
Saya dan Hana berangkat
dari Semarang hari Kamis tanggal 21 Des 2017, pukul 19.30 menggunakan travel
DayTrans. Harga tiketnya Rp 85.000 via Magelang. Kami memilih
pemberangkatan dari MCD Jombor. Beryukur perjalanan lancar dan tidak macet,
serta hujan sepanjang jalan sehingga kami terlelap tidur. Kami tiba di Semarang
pukul 22.50, kami turun di Simpang Lima, karena sudah janjian dengan Dwi akan
bertemu di sini.
Nasi Ayam Simpang Lima
Ke Simpang Lima belum
lengkap rasanya bila belum mencoba kuliner di sini. Salah satunya yang kami
coba adalah Nasi Ayam. Nasi ayam ini mirip dengan nasi liwet nya Solo, ada lauk
suwiran ayam, telur, sayur jipan, dan krecek, bisa juga ditambah aneka sate. Harga
seporsi nasi ayam ini Rp 10.000. Untuk minumnya disini hanya ada teh botol.
Bermalam di Semarang
Selama 2 malam di
Semarang kami menginap lebih tepatnya nunut tidur di Kost nya Dwi. Lumayan lah
menghemat pengeluaran kan.
Jumat, 22 Desember 2017
Hari itu, seharian kami
berkeliling untuk berwisata dan menikmati kuliner di Semarang. Rasanya belum
cukup puas hanya sehari aja, apalagi untuk berkuliner. Banyak kuliner yang
sebenernya saya ingin coba, tapi akhirnya harus saya pendam karena waktu tak cukup.
Mungkin lain waktu saya harus ke sini lagi untuk mencoba semuanya. Karena long
weekend juga, perjalanan kami terganggu oleh macetnya lalu lintas, apalagi di
sini kami kemana-mana memakai mobil online.
Lawang Sewu
Destinasi pertama kami
adalah Lawang Sewu. Bangunan megah dengan 1000 pintu ini terletak di Komplek Tugu Muda, Jl. Pemuda, Sekayu, Semarang
Tengah.
Foto di barisan pintu Lawang Sewu |
Untuk
memasuki tempat ini dikenakan tiket Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk
anak SD hingga SMA. Jam operasional Lawang Sewu dimulai pukul 07.00-21.00
WIB.
Di
lawang sewu terkenal dengan adanya ruang bawah tanah yang pada Jaman Jepang
digunakan sebagai penjara tahanan Belanda sekaligus saluran pembuangan air,
namun sayangnya sekarang pengunjung sudah tidak boleh masuk ke sana.
Dahulu saya pikir Lawang
Sewu hanya berisi lorong-lorong dengan pintu berjejeran. Ternyata disini juga
digunakan untuk museum kereta api. Kenapa kereta? Karena dahulu bangunan ini
juga digunakan untuk kantor PT KAI. Tak heran tiket masuknya saja ada
tulisannya PT KAI. Disini juga disediakan tour guide, tapi kami memilih tidak
memakainya karena kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk berfoto dan
membuat video.
Grand Maerakoco
Grand
Maerokoco berada di Jl. Anjasmoro-Tawangsari, Tawangsari, Semarang
Barat. Grand Maerokoco merupakan wisata berupa taman mini yang
menunjukkan miniatur Jawa Tengah lengkap dengan anjungan rumah khas dari 35
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Belakangan tempat ini dijuluki
instagramabel karena makin cantik dengan adanya hutan mangrove. Untuk
dapat menikmati semua itu hanya dikenakan tiket Rp 10.000. Jika tak ingin lelah
berjalan bisa naik kereta atau perahu bebek yang dikenakan biaya Rp
5.000.
Kami
memilih untuk berjalan kaki, karena saat itu kereta sedang tidak beroprasi dan
kami ingin berhenti untuk berfoto di Anjungan Klaten dimana merupakan tempat
lahir Dwi, dan Anjungan Brebes dimana merupakan tempat keluarga Hana.
Makan
Siang Korea: Seoul Chicken
Di
Semarang makan Korea? Kenapa nggak makan Tahu Pong atau Lumpia? Ya inilah yang
berbeda dari kami. Ini juga salah satu alasan kenapa Hana sang k-popers mau
ikut ke Semarang, karena pengen makan disini.
Seoul
Chicken berada di G-31, Gg. C, Plombokan, Semarang Utara.
Waktu
perjalanan ke sini, di dalem mobil aku kepikiran kok dari tadi nggak ada cerita
yang aneh atau sesuatu apa gitu biar besok bisa heboh aku ceritain di blog.
Karena biasanya dalam suatu perjalanan ada aja cerita konyol yang bikin nggak
terlupain, kayak yang trip salah lihat maps di Solo misalnya (Btw pikiran ini
belum saya ceritain ke Dwi maupun Hana hehe). Ehh la kok habis itu kejadian
beneran..
Jadi
Dwi maupun mbak driver belum ada yang tau letak persis tempatnya. Ditambah
jalanan macet parah dan mbak driver ini terlihat terburu-buru mau ada kerjaan
lain. Jadilah kami memilih turun di sembarang tempat aja yang sebenernya di
gmaps tempatnya udah bener. Tapi kok nggak keliatan tempat makannya? Kami pikir
bakal masuk Gang dengan nama Gang C, kami lalu jalan kaki mondar-mandir cari
gang C tapi tak ada. Yang ada hanya gang A yang kemudian kami masuk justru
pemukiman warga yang nggak mungkin banget ada tempat makan korea. Kami pun
memilih keluar gang dan berjalan ke Selatan hingga tiba di pertigaan jalan yang
crowded parah. Dwi sempat menelpon temannya yang udah pernah ke sana, dan
katanya tempatnya setelah rel kereta api, setelah pom bensin. Nah, masalahnya
kita nggak tau udah lewatin rel belum dan bener-bener nggak tau arah jalan.
Akhirnya kami berbalik ke utara dan terus berjalan. Entah seberapa jauh kami
rasanya ingin menyerah. Saya yang jalan di depan berkali-kali bilang "mau
sampe kapan nih jalan?" "Jalan lagi atau cari transportasi online
nih?" Mereka pun memilih terus jalan. Sampai di depan Warung Makan Nasi
Goreng Padang langkah Dwi terhenti. "Nasi goreng ini enak juga lo, apa ke
sini aja ya?" Kami pun berpikir agak lama, pikir saya nasi goreng padang sepertinya
perlu dicoba. Tapi kemudian kami memilih untuk berjalan dikit lagi mengingat
belum melihat pom bensin dari tadi, kalo beneran nggak ketemu ya balik ke nasi
goreng padang. Dan ternyata baru jalan berapa langkah papan Seoul Chicken
kelihatan. Untunglah kita memilih jalan lagi, kalo nggak pasti nyesel deh pas
pulang terus lewat tiba-tiba lihat ini tempat.
Di sini
kami memilih makan Sundubu Jjigae, Chicken Bulgogi, Garlic Chicken, dan ditutup
dessert Patbingsu serta es krim gratis yang tiba-tiba dikasih mbaknya. Dan es
krim nya enaaak banget (karena gratis apa ya hehe).
Seperti
biasa kami emang orang yang doyan kulineran dan hobby foto makanan yang
tujuannya buat pamer ke temen, menuh-menuhin memori, update medsos. Nah pas
banget saya bawa kamera SLR, sayang dong kalo nggak dimanfaatkan dengan baik,
saya pake foto-foto makanan dong. Ehh pas Dwi bayar, dia ditanya mbaknya.
Inilah percakapannya:
Mbk: "Dari
komunitas mana mbak?"
Dwi: "Nggak dari
komunitas mana-mana kok."
Mbk:
"Tak kira food blogger, kok foto-fotoin makanan pake kamera"
Dwi: "Oh, cuma
seneng kuliner aja mbak, kalo temen saya yang itu punya blogger"
Dan
setelah saya sadari harusnya kami bilang aja dari sobatjogja.com mungkin aja
kami terus dikasih diskon kan haha.
(Bagi kalian yang pengen tau penampakan foto makanan beserta harganya dan review ala-ala saya mengenai Seoul Chicken, nanti saya akan buat sendiri di satu halaman lain.)
(Bagi kalian yang pengen tau penampakan foto makanan beserta harganya dan review ala-ala saya mengenai Seoul Chicken, nanti saya akan buat sendiri di satu halaman lain.)
Sekian dulu cerita di
Part 1 ini. Setelah dari Seoul Chicken, kami masih mengunjungi Kota Lama dan
Pasar Semawis. Masih banyak cerita lagi sampe pulang. Mau tau ada keseruan apa
lagi, nanti baca Part 2 yak. Di akhir cerita saya juga akan membuat rincian biaya selama trip ini. Part 2 kapan? Sudah ada di cabe-rawit-trip-ke-semarang-part-2.html
Nasi Ayam Simpang Lima |
Sate-satean dan Rawit |
Lawang Sewu |
Miniatur Kereta Api |
Daftar Anjungan yang ada di Grand Maerokoco |
Anjungan Jepara lengkap dengan furniture |