Akhir Tahun di Malang: Part 1 Kota Batu

Pada libur panjang akhir 2018, saya menyempatkan diri untuk liburan ke Kota Malang. Liburan yang agak dadakan bisa dibilang, karena tiba-tiba aja kepikiran liburan kali ini nggak boleh disia-siain. Liburan ini juga terpikir karena saya memang butuh banget penyegaran pikiran akibat rutinitas pekerjaan yang meletihkan.

Sebelumnya, saya sudah mempunyai rencana untuk ke Bromo pada bulan Agustus. Sudah membeli tiket kereta api PP, booking hotel, serta ikut agen trip, namun dengan terpaksa perjalanan saya batalkan karena ada kejadian tak terduga beberapa hari sebelum saya berangkat.

Karena persiapan yang dadakan, tentu sulit mencari tiket kereta, hotel, maupun agen trip. Alasannya tentu karena ini libur high season, selain sulit juga ada kenaikan harga. Tapi beruntung saya masih mendapatkan harga yang masuk akal. Liburan kali ini tidak sendiri, niat awalnya mau sendiri, namun akhirnya ada yang menemani.

Oya, liburan tahun lalu saya juga ke Malang dan pernah saya tulis juga pada artikel: Long weekend di Kota Batu. Yang membuat beda dari liburan sebelumnya, tentu karena kali ini saya mengunjungi Bromo dan juga liburan kali ini ditemani oleh orang yang spesial.

Jogja-Malang
Kami berangkat pada hari Rabu, 26 Desember 2018, memakai kereta Malioboro Ekspress Kelas Ekonomi dengan harga Rp 210.000. Kereta berangkat dari Stasiun Tugu pukul 07.45 dan seharusnya tiba di Stasiun Malang pukul  15.43, namun karena adanya antrean perjalanan KA pada jalur yang dilintasi maka kereta terlambat tiba satu jam lebih.

Mini Homestay Malang

Setibanya di Stasiun kami langsung order transportasi online tentu setelah berjalan sedikit menjauhi area stasiun. Kami menuju ke Homestay yang telah saya booking satu minggu yang lalu lewat sebuah aplikasi. Di perjalanan, saya di chat maupun di telepon pemilik Homestay, beliau memastikan kapan saya akan tiba di Homestay miliknya. Sesampainya di depan Homestay yang ternyata seperti rumah pada umumnya tanpa tanda plank atau semacamnya, kami disambut dengan hangat oleh sang pemilik yang bernama Pak Bowo. Beliau mempersilahkan kami masuk sambil berkata “Anggap Rumah sendiri”. Kemudian Beliau menunjukkan kamar kami masing-masing, kamar mandi yang berada di luar kamar tidur, hingga dapur dan tempat mencuci yang lengkap fasilitasnya dan bisa kami gunakan.


Sewa Motor di Favian Rental Motor
Karena kami besok akan ke daerah Batu dan melihat situasi Kota Malang yang padat, maka kami memutuskan untuk sewa motor selama satu hari. Lumayan sulit mencari sewa motor dadakan dan sudah malam juga, beruntung pencarian dengan mengandalkan Google kami pun menemukan persewaan motor yang lokasinya dekat dengan stasiun Malang. Karena masa liburan dan padatnya jalan kami harus mengambil sendiri motornya di daerah Jalan Bunga Vinolia, Gang 3 No. 22 RT.02/RW. 05, Jatimulyo, Lowokwaru. Biaya sewa motor Rp 100.000/24 jam (harga normal Rp 80.000/24 jam). Di sini kami bisa memilih jenis motor yang ingin kami gunakan, dan juga biaya sewa tersebut sudah include dengan dua helm dan dua jas hujan. Yang diperlukan ketika sewa motor adalah KTP dan SIM, sebagai jaminan juga harus meninggalkan dua kartu pengenal (bisa KTP, BPJS, maupun NPWP).

Bakso President
Malam ini karena masih lelah perjalanan Jogja-Malang, kami hanya keluar untuk mencari makanan. Sempat keliling MOG (Mall of Garden), tidak menemukan sesuatu yang menarik kamipun beranjak dan menjatuhkan pilihan untuk makan malam di Bakso President. Bakso President berada di Jl. Batanghari No.5, Rampal Celaket, Klojen, Kota Malang.

Ketika kami ke sini masih cukup ramai pembeli lain, padahal sudah hampir pukul 21.30. Sudah banyak topping yang habis, kala itu saya mengambil 1 pangsit kuah, 1 pangsit goreng, 1 tahu bakso, 3 bakso halus, dan 3 bakso urat, serta 1 tusuk bakso bakar. Tentu sangat kenyang makan sebanyak itu, dan saya selalu jatuh cinta dengan cita rasa bakso Malang. Favorit saya tentu bakso bakarnya yang disiram kuah kecap sehingga terasa manis cocok dilidah saya yang memang penyuka manis. Fyi, ini pertama kalinya saya makan bakso bakar Malang, kalau di Jogja sudah sering dan belum ada yang pas dilidah.

Soto Lombok
27 Desember 2018. Sebelum memulai jalan-jalan, kami menyempaatkan sarapan. Saya saat itu terpikir untuk makan Soto karena membayangkan pasti Soto di sini berbeda dengan yang ada di Yogyakarta. Berdasarkan rekomendasi dari google akhirnya kami ke Soto Lombok yang berada di Jl. Lombok No.1, Kasin, Klojen, Kota Malang. Soto Lombok ini buka dari jam 07.00 hingga 00.30. Dan benar dugaan saya, Soto disini sangat unik, kuahnya sangat kental dengan taburan rempah dengan isi nasi, kecambah, suwiran ayam kampung, kentang rebus, dan telur asin. Meskipun Soto ini lezat, namun menurut saya harganya terlalu mahal dengan porsi yang tidak terlalu banyak.

Kampung Warna-Warni Jodipan Malang

Petualangan hari ini dimulai dengan mengunjungi Kampung Warna-Warni yang berada di Kelurahan Jodipan Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Kemarin saat berada di kereta, kami sempat melihat perkampungan di pinggir kali yang dicat warna-warni yang membuat saya tertarik untuk ke sana. Sebelumnya saya hanya melihat kampung ini lewat Film Yowis Ben.

Seperti namanya, sebenarnya ini hanya perkampungan biasa. Namun, yang membuatnya menarik karena tembok-tembok rumah warga di sini dihiasi dengan berbagai warna. Di sini pengunjung bebas berfoto dimana saja hingga kehabisan gaya dengan membayar tiket masuk Rp 3.000 dan parkir motor Rp 2.000. Karena ada beberapa alternatif untuk masuk ke kampung Jodipan ini, kalian perlu mengingat saat masuk lewat gang mana, dan juga jangan sampai tiket kalian hilang karena saat melewati spot jembatan kaca akan diminta menunjukkan tiket.


Jatim Park 3
Setelah puas berfoto di Kampung Jodipan, kami melanjutkan perjalanan kami ke Kota Batu, bermodalkan gps menyusuri kota Malang hingga tiba di Jatim Park 3 membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit (tergantung situasi kondisi jalan karena jika hari libur Kota Batu akan sangat macet). Setibanya di Jatim Park 3 yang berada di Jl. Ir. Soekarno No.144, Beji, Junrejo, Kota Batu kami langsung mengantri untuk membeli tiket yang ternyata antriannya sudah sangat panjang padahal baru saja buka. Mungkin hampir satu jam berlalu hingga akhirnya kami mencapai barisan depan. Kami membeli paket The Legend Star+Funtech Plaza dengan harga tiket Rp 120.000. Sebelum masuk ke wahana The Legend Star kami menyempatkan makan siang dulu area Jatim Park 3. Selain ke dua taman rekreasi tersebut kami juga membeli tiket (secara terpisah) ke 6D cinema dan ice cream world.

The Legend Star
The Legend Star adalah taman rekreasi yang menyajikan ratusan patung lilin dari para tokoh dan artis dunia serta menyajikan berbagai replika tempat - tempat favorit dari berbagai negara. Kalian bebas untuk berfoto ria di sini, selain itu di sini juga menyediakan persewaan kostum sesuai dengan replika negara yang sedang kita kunjungi. Replika bangunan dan negara yang ada di taman ini antara lain Istana Negara, White House, Diagon Alley, Colloseum, Netherland, Jepang, Korea, Hollywood, Majapahit.

Batu Night Spectaculer (BNS)
Setelah puas bermain di Jatim Park 3, kami melanjutkan perjalanan ke BNS. Saya tidak akan bercerita detail tentang BNS karena sudah pernah saya buat artikelnya tahun lalu ketika saya piknik ke Batu (bisa klikdisini). Kami tiba di BNS pukul 16.30, hari masih terlalu sore sepertinya untuk bermain disini terlihat masih sepi pengunjung. Kami hanya mencoba bermain Go-Kart dengan tiket Rp 100.000 untuk 3 kali putaran, dan mencoba VR Ride dengan tiket Rp 20.000/orang. Kemudian kami mencari buah tangan di Night Market, saya membeli 3 kaos dengan total harga Rp 120.000.

Hari belum gelap namun kami memutuskan untuk kembali ke Kota Malang, kembali ke Homestay karena selain harus mengembalikan motor sewaan kami juga memilih untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk ke Bromo pada dini hari.

Sampai sini dulu cerita perjalanan saya ke Malang di hari pertama dan kedua, selanjutnya saya akan menceritakan perjalanan hari ketiga yaitu trip ke Bromo, yang akan saya ceritakan di halaman berikut: Akhir Tahun di Malang: Part 2 Bromo.

@astrimeika