Cabe Rawit Trip ke Semarang: Part 2

Hai girls, tulisan ini adalah lanjutan dari Cabe Rawit Trip ke Semarang: Part 1. Bagi yang belum baca part 1 silahkan baca dulu deh, daripada bingung kan. Baca keseruan di part 1 dan semoga bisa menjadi inspirasi dan membantu kalian yang ingin wisata ke Semarang. Langsung saja, akan saya lanjutkan cerita saya..

Hasil Screenshoot video :p

Kota Lama dan Gereja Blenduk
Setelah kenyang makan di Seoul Chicken, kami melanjutkan perjalanan kami ke Kota Lama. Menggunakan transportasi online kami kemudian turun di Taman Kota Lama dekat Gereja Blenduk. Lokasi ini terletak di Jl. Letjen Suprapto No.22, Tj. Mas, Semarang Utara. Masuk ke kawasan taman kita akan menjumpai Pasar Klitikan dimana banyak deretan kios-kios berjualan barang-barang antik. Selain itu, di taman kota ini terdapat spot-spot foto dengan dekorasi lampu-lampu yang cantik. Di tambah juga adanya sisi kiri bangunan Gereja Blenduk yang bisa digunakan untuk background foto. 

Foto dengan background Gereja Blenduk
Saya sangat takjub melihat bangunan Gereja Blenduk yang sebenarnya bernama GPIB Immanuel Semarang. Gereja ini merupakan gereje kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun Belanda pada tahun 1753 yang hingga sekarang masih aktif digunakan untuk beribadah. Saya pun tak lupa untuk berfoto dengan latar belakang gereja ini. Kata Dwi, biasanya wisatawan boleh masuk ke Gereja ini jika gerbang terbuka dan ada penjaganya. Namun sayangnya ketika kami ke sana, gerbang tertutup, mungkin karena persiapan ibadah Natal.

Beranjak dari Gereja Blenduk kami berjalan kaki menyusuri jalanan Kota Lama. Kemudian kami duduk di kursi yang disediakan, kalo di Jogja jalanan ini mirip jalan malioboro hanya saja di sini tidak ada pedagang berjualan. Di seberang tempat kami duduk terdapat 3D Trick Art Museum. Museum ini termasuk destinasi baru di Kota Lama. Di dalam museum kita dapat berfoto dengan latar bertemakan banguan khas Semarang, budaya Semarang, tokoh nasional hingga dunia, dan beberapa karakter dalam film layar lebar dunia. Namun kami tidak mencoba ke sana karena pasti memakan banyak waktu, sedangkan masih ada destinasi lain yang kami ingin kunjungi.

Pasar Semawis: Surga Kuliner
Pisang Plenet
Beranjak dari Kota Lama kami menuju ke Pasar Semawis. Salah satu faktor yang buat aku pengen banget ke Semarang ya karena pengen kulineran di sini, dan memang saya sengaja banget pilih waktu weekend ke Semarang biar bisa ke Semawis. 

Semawis terletak di Jalan Gang Warung No. 50, Kauman, Semarang Tengah, Kranggan, Semarang Tengah. Buka hanya pada hari Jumat hingga Minggu pada jam 18.00 hingga 23.00. Di sini menjajakan berbagai kuliner khas kota Semarang bahkan kuliner yang sudah jarang ada, selain itu juga terdapat ruko yang mempertunjukkan oma dan opa tionghoa ber-karoke ria menyanyikan lagu-lagu mandarin.

Akhirnya setelah sekian lama cuma bisa lihat berbagai kuliner di Semawis hanya lewat youtube dan media sosial, saya bisa mencoba sendiri kulineran di sini. Meskipun saat itu posisi udah capek banget dan sebenernya masih kenyang banget tapi saya sangat semangat untuk menyusuri deretan kios-kios yang ada di Semawis. Agak lebay ya, tapi memang saya se-excited itu. 

Berjalan ke deretan kios-kios, pertama kami membeli milk tea yang saya nggak nyangka enak banget bahkan lebih enak dari milk tea yang sekarang lagi terkenal di mall-mall, perpaduan teh dan susu nya pas dan manis nya juga pas. Untuk harga milk tea Rp 20.000 dengan gelas besar.

Kemudian kami membeli pisang plenet dan gurita bakar serta cumi bakar, list makanan yang memang saya pengen beli di Semawis ini. Kenapa makanan itu? Karena di Jogja nggak ada.
Pisang plenet adalah pisang yang dipipihkan kemudian dibakar dan kemudian diberi topping meses cokelat, kacang, selai nanas, dan taburan tepung gula. Kombinasi yang sangat perfect di lidah, dan menulis ini serta melihat fotonya saya jadi pengen, sayang di Jogja nggak ada. Harga pisang plenet Rp 10.000 dapat 2 rangkap kalo nggak salah.
Gurita bakar dan cumi bakar adalah gurita dan cumi utuh yang di bakar kemudian dipotong-potong dan diberi saus serta topping. Untuk harga gurita bakar Rp 20.000 dan cumi bakar Rp 30.000 dengan masing-masing mendapat free 2 takoyaki.

Gurita Bakar + Free Takoyaki
Ada kejadian yang bikin saya kecewa banget. Dari awal masuk lokasi ini saya nge-video-in deretan-deretan kios dengan pedagang yang menjajakan dan memasak jualannya, termasuk pisang plenet yang saya rekam dari awal proses bapak penjual memipihkan pisang hingga disajikan untuk kami, kemudian beranjak merekam proses saat bakar gurita dan cumi. Sambil menunggu gurita dan cumi saya matang, video saya pause, agar nanti saya lanjutkan merekam penampkan gurita dan cumi yang tersaji. Tapiii... kamera saya malah error dan nggak mau diapa-apain, selain cara terakhir di lepas baterainya, dan setelah mau nyala kembali ternyata videonya nggak kesimpen. So sad banget, mungkin saya kapan-kapan disuruh balik ke sana lagi ya hehe.

Berburu oleh-oleh di Bandeng Juwana
Toko oleh-oleh dengan nama Bandeng Juwana terletak di Jl. Pandanaran No.57, Randusari, Semarang Sel., Kota Semarang. Meski namanya Bandeng Juwana, disini tidak hanya menjual bandeng khas Semarang saja. Ada beberapa makanan khas lain seperti mochi, enting-enting, wingko, dan lumpia. Saya sendiri membeli mochi gemini original dengan harga Rp 23.000 dan mochi duren dengan harga Rp 28.000 untuk oleh-oleh keluarga dan kerabat di Jogja.

Lengkap sudah wisata seharian di Kota Semarang. Sebenarnya setelah beli oleh-oleh kami ingin ke Simpang Lima, namun karena sudah lelah dan ingin segera mandi, kami pun kembali ke kost Dwi. Segar sehabis mandi kami ingin ke angkringan yang katanya cukup terkenal, namun akhirnya hanya jadi wacana karena kami terlelap.

Pulang: Semarang-Jogja
Bangun pagi-pagi dan persiapan pulang. Saya dan Hana sebenarnya akan pulang dengan kereta Kalijaga karena lebih murah dibanding travel yaitu hanya Rp 10.000. Kereta Kalijaga ini tidak ada yang tujuan ke Jogja, melainkan tujuan terakhir di Statisun Solobalapan, Solo. Baru di Solo bisa membeli tiket kereta Prameks dengan harga Rp 8.000 dengan tujuan terakhir di Stasiun Tugu, Jogja. Kereta Kalijaga juga hanya ada di jam 09.10 saja, maka kami buru-buru segera ke Stasiun Poncol, karena tiketnya bisa dibeli dadakan.

Foto di agen travel
Bukan rejeki kami, sampai disana tiket kereta sudah habis dari beberapa hari lalu. Bahkan hingga tanggal 25 Desember sudah habis terjual. Ternyata tiket kereta Kalijaga sudah bisa dipesan dari satu bulan sebelumnya. Lucu, ketika melihat muka Hana mendadak berubah karena terpaksa kami harus menggunakan travel lagi. Ya, salah satu alasan juga mengapa naik kereta karena Hana sebenernya tidak suka/tidak bisa naik travel, tapi ya harus bagaimana lagi karena saya harus pulang hari ini juga.

Kami pun langsung menelepon agen travel Daytrans, beruntung masih ada kursi kosong dan pas sekali hanya 2 kursi dengan pemberangkatan jam 08.30, untuk jam selanjutnya sudah full semua. Kami pun langsung booking by phone dan buru-buru bergegas ke kantor agen. Untuk tiket travel pulang berbeda dengan saat berangkat, Rp 80.000 karena via Salatiga. 

Welcome to Jogja
Travel via Salatiga tujuan terakhirnya kantor agen di Plengkung Gading. Awalnya saya meminta turun di Kantor Seturan, tapi karena tidak melewati Seturan dan akan ke Imogiri, kami memilih turun di Janti. Janti sebenarnya dekat dengan Kost Hana, namun karena jalan ditutup jadilah kami turun di dekat Halte Trans Jogja. Kami tak langsung pulang, karena menunggu jemputan. Hana sih yang nunggu dijemput salah satu sahabat kami, kalo saya ya tak lain meminta jemput abang gojek. Sebenarnya teman kami ini kost di dekat Janti juga, tapi entah mengapa lama sekali, sampe saya terbesit buat pulang duluan dengan trans jogja yang sudah ada di depan saya dan meninggalkan Hana, tapi kasian hehe. Beruntung saya nggak jadi pulang duluan, karena agak mengejutkan ternyata kami dijemput dua sahabat kami, dimana yang satu katanya pulang kampung harusnya lagi diperjalanan dan nggak bisa ikut jemput. Pantes saja sejak pagi saya selalu nanya udah di kereta belum, udah sampai mana nggak di respon, ternyata mereka sengaja. Glad to have you gaes, and thank you udah mau luangin waktu buat kami.

Biaya selama trip Semarang
Saya sebenernya agak bingung buat biaya trip ini, karena saya bersama dua sahabat saya urunan setiap membeli jajan atau masalah transportasi, dan kebanyakan juga ditraktir Dwi (Big thanks buat Dwi).
Jika dilihat pengeluaran membengkang di masalah transportasi ya terutama transportasi online ya, tapi itu buat 3 orang jadi jatuhnya murah. Jika kalian mau solo traveler dan ingin lebih murah bisa naik Trans Semarang atau angkutan umum.

Travel Jogja-Semarang (1 tiket)
Rp  85.000
Makan nasi ayam simpang lima (1 orang)
Rp  15.000
Makan di  Seoul Chicken (1 orang))
Rp  48.000
Pisang Plenet-Semawis (1 porsi)
Rp  10.000
Gurita bakar-Semawis (1 porsi)
Rp  20.000
Beli Air mineral (2 kali)
Rp    6.000
Tiket masuk lawang sewu (1 tiket)
Rp  10.000
Tiket masuk Maerokoco (1 tiket)
Rp  10.000
Beli mochi (oleh-oleh) (2 mochi)
Rp  51.000
Total biaya transportasi mobil online (10 kali)
Rp 109.000
Travel Semarang-Jogja (1 tiket)
Rp   80.000
TOTAL
Rp 444.000

Kami juga untuk pertama kalinya membuat vlog perjalanan ke Semarang. Mau lihat? Silahkan klik link ini. Mohon like, comment, dan subscribe agar kami lebih semangat lagi untuk membuat video-video selanjutnya. Thanks :)

@astrimeika