Review Jujur #10 : Si Doel The Movie


Masih ingat serial televisi, Si Doel anak Betawi? Serial yang setia menemani penontonnya sejak tahun 1994 hingga tahun 2006, kini Si Doel dan keluarganya hadir kembali, tapi bedanya sekarang mewarnai per-film-an Indonesia.


Doel (Rano Karno) dikisahkan sudah menikah siri dengan Zaenab (Maudy Koesnaedi). Doel mendapatkan job dari Hans (Adam Jagwani) untuk mengirim barang untuk mengisi di sebuah Festival Kebudayaan di Belanda. Doel pun berangkat ke Belanda bersama Mandra. Ternyata ada tujuan lain Hans menyuruh Doel ke Belanda, Hans disuruh oleh saudaranya yaitu Sarah (Cornelia Agatha). Seperti yang diketahui Sarah yang masih menjadi istri sah Doel, pergi meninggalkan Doel ketika sedang hamil. Sarah sengaja membuat skenario agar Doel bisa ke Belanda untuk menemui anaknya yang bernama Abdullah (yang dipanggil Doel) yang sudah berumur 15 tahun. 

Entah apa yang dipikirkan dan dirasakan Doel setelah mengetahui dia punya anak dari Sarah. Doel banyak merenung dan sesekali mengernyitkan dahinya. Tatapan matanya kosong bahkan saat anaknya berada di depannya, Doel seakan mencari jawaban yang sebenarnya sudah ada. Penonton akan dibuat gregetan dengan Doel yang kurang tegas sebagai seorang laki-laki, entah antara kurang tegas atau terlalu hati-hati dalam mengambil keputusan dan tindakan. 

Banyak tanda tanya
Film dengan durasi 85 menit ini menurut saya sangat menggantung dan meninggalkan tanda tanya besar. Untuk orang yang belum pernah menonton serial televisinya atau sudah lupa seperti saya akan bingung dengan ceritanya, akan lebih baik jika durasinya dibuat lebih lama sedikit dan ada flashback dari kehidupan Doel, Sarah dan Zaenab di masa lalu. 

Namun dengar-dengar akan ada sekuel selanjutnya, mengingat juga akhir cerita di film ini juga masih menyisakan rasa penasaran. Kita tunggu saja dan semoga sekuel keduanya bisa menjawab semua rasa penasaran saya.

Mandra
Selain peran Rano Karno yang paling menonjol, ada juga Mandra (Mandra) yang  membuat film ini lebih hidup. Jujur, menurut saya film ini akan jadi sangat datar dan membosankan jika tidak ada sosok Mandra.

Mandra dengan segala kejenakaan dan tingkah lakunya yang masih sama seperti dulu, membuat saya terhibur. Dimulai dari dia meminjam tas sekolah cucunya hingga selalu update mengirim foto untuk membuat Atun (Suti Karno) cemburu.

Andai saja masih ada Babe Sabeni (Benyamin) dan Karyo (Basuki) yang selalu berbuat jahil kepada Mandra, sudah dipastikan film ini tambah menghibur. Namun, justru itu nilai plus dari film ini, peran yang sudah meninggal yaitu Babe dan Karyo tidak digantikan oleh sosok lain. Mandra sendiri rasanya sudah berhasil memecah gelak tawa penonton.

Mak Nyak
Mak nyak (Aminah Cendrakasih) membuat film ini jadi special. Seperti diketahui Aminah Cendrakasih kondisi kesehatannya tak kunjung membaik, namun usia dan kondisi kesehatannya tidak mengurangi totalitasnya dalam berakting. Meskipun sudah tidak dapat melihat dan mengalami kelumpuhan sehingga hanya berbaring di kasur, namun semangatnya dan dedikasinya untuk film ini patut diapresiasi dengan besar. Mak Nyak disini menjadi seorang ibu yang bijaksana dan selalu mengingatkan Doel agar dapat mengambil keputusan yang terbaik, dan mengingatkan agar tidak menyakiti hati Zaenab yang mempunyai hati tulus bukan hanya untuk Doel tapi untuk Mak Nyak juga.

@astrimeika