Review Jujur #7: The Gift 2018

The Gift 2018. Film garapan Hanung Bramantyo yang bersetting di Kota Yogyakarta dan Italia ini menyuguhkan romansa yang menyentuh dan membuat penasaran bagaimana akhir ceritanya.

Saya melihat iklan film ini sebulan yang lalu di sebuah mobil yang melintas di depan saya, penasaran sampai rumah langsung mencari trailernya, dan berkata dalam hati bulan depan saya harus nonton film ini.

link gambar
The Gift bercerita tentang perempuan penulis novel bernama Tiana (Ayushita Nugraha). Tiana yang disebut gadis lemari, mempunyai masa kecil yang kelam karena ayahnya meninggalkan rumah dan kemudian ibunya bunuh diri dengan gantung diri, kejadian itu membuat Tiana menjadi perempuan tertutup yang menyukai kegelapan dan suka berimajinasi sendiri.

Tiana kemudian pergi dan kost di kota Yogyakarta untuk menyelesaikan tulisan terbarunya. Cerita baru dimulai ketika Tiana bertemu pemilik kost bernama Harun (Reza Rahardian), seorang tuna netra yang juga menutup dirinya, menyukai kesendirian, bertingkah aneh, dan pemarah. Namun lambat laun Tiana mampu mengubah sifat Harun, Harun mulai membuka diri, dan keduanya pun saling menaruh hati satu sama lain.

Lalu apakah hubungan dua orang yang sama-sama menyukai kegelapan akan berakhir dengan bahagia? Bagaimana akhir kisah mereka? Dari menit-menit pertama saya sudah dibuat penasaran bagaimana kisah akhirnya. Apalagi kemudian muncul sosok Arie (Dion Wiyoko) teman semasa kecil Tiana, yang menawarkan kehidupan yang lebih bewarna untuk Tiana.

Awal yang Monoton dan Drama
Satu jam pertama jujur saya merasa bosan, kok monoton ya, boleh di skip nggak langsung tau akhirnya gimana? Itu yang saya rasakan, jika saya sedang menonton TV mungkin saya akan menyudahinya atau jika saya menonton youtube langsung saya skip. Yang membuat saya tetap betah adalah kelakuan Harun yang kadang memacu adrenalin dan Tiana dengan Bona nya yang membuat saya semakin penasaran.

Drama, ya ada bagian-bagian diawal yang menurut saya kok drama banget ya ini film, malah berasa nonton sinetron apa ftv. Tapi lagi-lagi berkat akting Reza Rahardian dan Ayushita yang membuat saya kembali menikmati film ini, tidak lupa juga akting Dion Wiyoko yang selalu memukau untuk saya pribadi.

Reza Rahardian
Awalnya melihat iklan film ini membuat saya bertanya kenapa harus Reza Rahardian lagi? Belum lama dia berakting menjadi Benyamin, kemudian sudah mau berakting memerankan peran lain lagi. Apa tidak ada pemain lain? Seharusnya ada, banyak.
Tapi setelah melihat film ini, saya rasa memang Reza Rahardian yang pantas memerankan Harun. Apresiasi dan salut kepada Reza Rahardian karena selalu bermain secara totalitas dan mampu menghidupkan peran yang dimainkannya.

Sederhana namun Penuh Makna
Film ini dikemas sederhana oleh Hanung Bramantyo, namun makna dari Film ini bisa tersampaikan ke saya sebagai penonton. Film penuh emosional yang menghadirkan ketulusan, keikhlasan, kelembutan hati. Film ini mengajarkan kita untuk membuka mata, melihat apa yang ada di sekitar kita. Mengajak kita untuk berdamai dengan masa lalu dan mencari bahagia kita di masa yang ada sekarang. Mengajak kita untuk jangan takut dan berani menghadapi apa yang terjadi sekarang. Intinya saya tidak kecewa menonton film ini

@astrimeika