Setelah sukses dengan film pertamanya Yowis Ben, Bayu bersama
Fajar Nugros kembali mewarnai layar perfilman Indonesia dengan Yowis Ben 2. Tak
hanya mengangkat bahasa Jawa dan kota Malang, diserial keduanya ini mereka juga
mengangkat bahasa Sunda dan suasana kota Bandung.
Link Gambar |
Setelah Bayu (Bayu Skak) sukses membentuk Yowis Ben bersama Doni
(Joshua Suherman), Nando (Brandon salim), dan Yayan (Tutus Thamson) ternyata tak
membuat mereka lepas dari masalah. Bukan masalah dalam band justru masalah
pribadi mulai muncul ketika mereka lulus SMA. Bayu yang punya kesulitan ekonomi
dan ingin membantu ibunya untuk membayar kontrakan ditambah ia harus putus
dengan Susan, Doni yang mengeluh karena ditolak oleh gebetannya, Nando yang tak
ingin ayahnya menikah lagi dengan biduan muda, dan Yayan yang harus menafkahi
istri dan membiayai kelahiran anaknya.
Film yang
dekat dengan kehidupan masyarakat
Masih seperti film pertamanya, kekuatan pada film ini tentu karena
cerita tentang kehidupan yang penuh dengan problema dibalut dialog yang hampir sepenuhnya
menggunakan bahasa jawa dan sunda membuat film ini semakin dekat dengan kehidupan
masyarakat jawa. Candaan-candaan khas jawa timur yang diselipkan didialog membuat
film ini semakin menghibur.
Paket lengkap, film ini menceritakan tentang persahabatan,
keluarga, dan asmara. Banyak konflik lama maupun baru yang terjadi di film ini,
sayangnya konflik tersebut terasa terburu-buru dan kurang dikemas dengan baik sehingga
berimbas juga dengan sisi komedinya, beberapa lelucon jadi terasa canggung.
Sama seperti sebelumnya, film ini ingin menampilkan makna dan
pesan kehidupan lewat setiap konflik dan dialog. Namun akibat konflik yang
terburu-buru membuat banyak pesan baik dikemas kurang menyentuh dan terasa
tidak pas. Jika disuruh memilih, saya lebih suka Yowis Ben 1 daripada Yowis Ben
2 ini.
Banyak wajah
baru
Bayu bersama personil Yowis Ben lainnya mencoba peruntungan di
kota Bandung, hal ini otomatis membuat film ini tak hanya menampilkan latar
kota Malang namun juga menampilkan latar kota Bandung. Budaya khas sunda juga
ditampilkan dengan adanya Asih (Anya Geraldine) mojang Bandung yang membuat
Bayu jatuh cinta dan akhirnya belajar menjadi pribadi lebih baik.
Selain Anya ada juga Anggika Borsteli, Lauran Theux hingga Timo
Scheunemann yang menjadi wajah baru dalam film ini. Namun yang membuat menarik justru kehadiran cameo
seperti Gibran, Ridwal Kamil, Siti Badriah, Cak Kartolo dan Cak Sapari (tokok
ludruk Jawa Timur), beberapa pemain preman pensiun dan tokoh komedi jawa lainnya.