Film yang diadaptasi dari Novel karya penulis Laksmi
Pamuntjak ini merupakan film yang cukup unik dan berbeda. Film dengan genre
drama komedi ini dibalut dengan kuliner khas Nusantara. Bercerita tentang
seorang gadis ahli wabah bernama Aruna (Dian Sastrowardoyo) yang juga hobi
mencicipi kuliner nusantara. Aruna mempunyai sahabat seorang chef bernama Bono
(Nicholas Saputra).
Suatu waktu Aruna ditugaskan kantornya untuk observasi
wabah flu burung di Surabaya, Pamekasan, Pontianak, dan Singkawang. Kesempatan
yang bagus juga untuk mengajak Bono wisata kuliner di tengah observasinya
karena Bono sedang mencari inspirasi masakan baru.
Tak disangka, Aruna dikejutkan dengan kedatangan
Farish (Oka Antara) mantan rekan kerja yang pernah ia taksir. Farish ditugaskan
oleh tim Pusat untuk mendampingi Aruna selama observasi. Ada juga Nad (Hannah
Al Rashid) teman Aruna dan gebetan Bono yang berprofesi sebagai kritikus
makanan di luar negeri turut bergabung. Sepanjang perjalanan akan banyak
percakapan dan situasi yang akhirnya mengungkapkan rahasia kehidupan mereka
masing-masing.
Film penuh makanan
Sepanjang durasi film 1 jam 46 menit, penonton akan
disuguhkan kira-kira 20 makanan, minuman, serta camilan yang tentu akan membuat
penonton tergiur. Ada sup buntut, nasi goreng, rawon, dan juga suguhan kuliner
dari Surabaya yaitu kacang koah cakwe, dari Pontianak pengkang dan bakmi
kepiting, dari Singkawang ada Choi Pan, dan dari Pamekasan ada campur lorjuk.
Pengambilan gambar dan penyajiannya sangat baik, mulai dari bahan-bahan
masakan, cara membuat masakan hingga cara hidangan disajikan.
Makanan dan Perasaan
Dalam perjalanan kuliner Aruna sering mengalami
perbedaan rasa dengan Bono dan Nad. Aruna mengalami permasalahan dengan
lidahnya yang tak merasakan kenikmatan saat menyantap makanan yang menurut Bono
dan Nad lezat.
Permasalahan indra perasa ini terpengaruh karena
perasaan hati Aruna yang sedang tidak enak karena merasakan kecurigaan dengan
data dan situasi lapangan yang berbeda serta perasaan masa lalunya yang belum
usai terhadap Farish.
Paket Komplit
Film garapan Edwin ini memang terlihat unik namun juga
aneh. Bagaimana bisa kisah persahabatan, percintaan, pekerjaan, bisa disatukan
dengan kuliner, wabah flu burung, dan dugaan korupsi. Namun hasil yang
dihadirkan menurut saya natural.
Banyak makna tersirat yang sulit dimengerti dalam
beberapa adegan di film ini. Seperti Aruna yang merasakan rasa makanan yang
berbeda, Aruna yang mengalami mimpi absurd yang mungkin berhubungan dengan
perasaannya. Ada juga Bono dan Farish dengan adegan pertarungan maskulinitas,
ambisi untuk terlihat lebih superior dibanding pria lain. Dan juga Nad yang
membuat penonton bertanya-tanya apa sebenarnya mau nya.