Review Jujur #17 : Antalogi Rasa

Kalo dia bikin lo ketawa berarti itu tandanya lo suka sama dia, tapi kalo dia bikin lo nangis itu artinya lo cinta sama dia.


Untuk kalian yang sudah menemukan tapi tak bisa memiliki. Begitulah tagline pertama yang muncul ketika film ini mulai.

Link gambar


Antalogi Rasa, sebuah film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Ika Natassa berkisah kehidupan rumit cinta segi empat yang terjalin antara empat orang sahabat. Harris (Herjunot Ali), Keara (Carissa Peruset), Ruly (Refal Hady), dan Denise (Atikah Suhaime) yang bertemu ketika pertama kali masuk kerja di sebuah bank dan akhirnya menjalin persahabatan dan juga asmara. Harris yang sejak pertama kali melihat Keara langsung menaruh hati, disaat bersamaan Keara juga jatuh cinta pada Ruly, namun Ruly justru cinta mati dengan Denise sahabatnya dari SMA. Harris dan Keara sama-sama memilih untuk memendam perasaan mereka dan menjaga agar persahabatan yang sudah terjalin lima tahun tidak hancur begitu saja hanya karena cinta.

Perasaan dan persahabatan yang sudah berusaha dijaga pun akhirnya menjadi konflik. Berawal dari Harris dan Keara yang berada di Singapura yang awalnya hanya ingin menonton F1 namun justru memicu konflik dimana Keara tau Denise alasan Ruly batal ikut ke Singapura hingga membuat Haris dan Keara mabuk di club malam.

Film ini dimainkan dengan alur yang pas, tidak terlalu cepat dan tidak lambat. Film ini cukup berhasil menggambarkan cinta dari tiga sudut pandang berbeda.

Karakter Pemain
Herjunot Ali tak perlu diragukan lagi kemampuannya, tampil apik dengan karakter “bad boy” yang ternyata bisa setia menunggu satu wanita, selain itu kesan komikal dan humoris pada karakter Harris mampu dikeluarkan oleh Herjunot Ali. 

Carissa Perusset. Saya tidak begitu tau tentang Carissa dan baru pertama kali ini melihatnya di layar film. Sosok Keara yang dibawakan Carissa ini adalah wanita yang terlihat kuat dan mandiri namun dibalik itu ada sisi rapuh, dan menurut saya Carissa belum maksimal mengeluarkan emosional sosok Keara yang hatinya sedang diombang-ambingkan oleh cinta.

Soal chemistry Harris Keara menurut saya juga kurang kuat, rasa friendzone di film ini kurang bikin baper. Selain itu berbeda dengan novelnya, di film karakter Denise tidak diceritakan dengan kuat dan tidak adanya sosok Panji yang menjadi pelampiasan Keara saat dia bermasalah dengan Harris dan Ruly.

Kisah Romansa
Romansa anatara Harris dan Keara yang kurang bikin baper akan terasa semakin terganggu dengan salah satu adegan dimana mereka berdua digambarkan “tidur bersama” setelah mereka mabuk di sebuah club di Singapura. Adegan yang awalnya berlalu begitu saja dan dianggap sebagai sebuah insiden justru menjadi sebuah masalah ketika dialog Keara yang menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak sadar dan tidak ingat akan pilihannya untuk “tidur bersama” dengan Harris.

@astrimeika