Ceritaku: melepas masa abu-abu dan menjadi mahasiswa baru

Akhirnya aku melepaskan masa putih abu-abu. Bahagia akhirnya perjuangan kami membawa hasil. Tapi juga awal yang berat, harus melepas sahabat-sahabatku. Berpisah untuk menggapai cita-cita kami masing-masing. Keinginan untuk kembali bertemu di satu Universitas atau satu Jurusan pun tak dapat tercapai. Dan akhirnya kami sadar di mana tempat kamu harus berdiri.
Ketika jarak kami terasa semakin jauh dan semakin sulit bertemu. Tapi kita harus konsisten dengan tujuan awal kami, mimpi yang sudah kita mulai sejak awal kelas tiga SMA dan kamipun harus mulai membangun mimpi tersebut. Dan ternyata jarak dan kondisi tak dapat memisahkan persahabat kita.

Sahabat ku di SMA
Awal yang berat ketika apa yang harus aku lalui tak seperti yang aku inginkan. Berat dan kecewa rasanya ketika apa yang aku yakini terjadi ternyata tak terjadi. Bahkan aku harus berada di tempat yang sama sekali bukan tujuanku. Kecewa juga beberapa teman terlihat heran dan sepertinya tak mendukungku berada di tempat tersebut. Sempat berfikir aku tak mungkin bisa bertahan dan menjalani kenyataan ini. Tapi aku tetap semangat dan percaya apa yang ada dihadapanku ini memang yang terbaik buatku. Aku percaya Dia telah menyiapkan yang terbaik buatku di manapun aku berada. Akupun menyemangati diriku sendiri. Aku tau Dia bukan memberikan apa yang kita inginkan, tapi yang kita butuhkan. Dan Dia tidak menempatkan kita di tempat yang kita inginkan, tapi di tempat yang kita butuhkan dan di mana kita dibutuhkan.

Tiba di mana aku harus berada di tempat baru. Tidak ada orang yang ku kenal, jauh dari sahabatku, tidak tau apa yang akan terjadi dan apa yang akan aku lakukan. Semangat baru, harapan baru! Aku seharusnya bersyukur, bukankah ini yang aku inginkan sejak dulu? Sejak masa putih biruku, aku sudah ingin menjadi seorang programmer. Dan akupun berusaha untuk survive di lingkungan baruku ini.
Sahabat baru di Kampus
Hari-hari terus berjalan, dan aku mulai mengenal orang-orang baru. Senang rasanya bisa mengenal mereka. Dan aku juga menemukan sahabat-sahabat baru. Awal perkenalan terasa aneh, tak kusangka ternyata merekalah yang sekarang menjadi sahabatku, menemani hari-hariku di kampus, berbagi canda tawa, saling membantu dan berbagi kisah senang maupun duka.

Dan akhirnya aku mengerti sekarang. Bersyukur dengan semua yang telah Dia berikan. Hal-hal yang mungkin tidak aku dapatkan jika aku berada di tempat lain. Bahagia dan bangga bisa berada di tempatku sekarang :)

@astrimeika