Terbang:
Menembus Langit, film garapan sutradara Fajar Nugros ini
menceritakan kisah nyata dari perjalanan hidup Onggy Hinata. Onggy Hinata
merupakan pria keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di daerah Tarakan,
Kalimantan.
Onggy
Hinata (Dion Wiyoko) hidup ditengah kemiskinan, dengan Ayah (Chew Kin Wah) yang
bekerja di toko kelontong dan ibu (Aline Adita) yang mengurus rumah tangga,
serta memiliki delapan saudara. Onggy yang dipanggil Chun mempunyai mimpi yang
sangat besar, dimulai dimana dia ingin sekolah, meskipun orangtuanya tak mampu
membiayai sekolahnya namun berkat kakaknya yang bernama Ali (Delon) akhirnya
Chun bisa sekolah. Begitu juga setelah lulus SMA, dan setelah ayahnya
meninggal, Chun bertekad untuk melanjutkan kuliah dan merantau ke Surabaya.
Berkat bantuan Ali yang mau mengirimkan uang setiap bulan, akhirnya Chun bisa
ke Surabaya.
Ternyata
kehidupan Onggy justru semakin sulit. Dimulai dari Ali yang tak sanggup
mengirim uang bulanan, akhirnya Onggy mencari pundi-pundi uang sendiri dari
mulai menjadi supplier Apel, hingga jualan Jagung Bakar. Berkat kegigihannya itu
Onggy akhirnya bisa wisuda. Setelah lulus wisuda, Onggy memulai usaha menjual
Kerupuk Unyil, namun usahanya gagal, kemudian dia memutuskan untuk bekerja di
pabrik benang jahit.
Masalah
terjadi lagi setelah Onggy menikah dengan Chandra (Laura Basuki), Onggy ingin
berkerja sendiri dengan bebas, bukan bekerja dibawah oranglain.
Film
Penuh Makna
Kegigihan
dan kerja keras Onggy perlu dicontoh terutama oleh kaum pria. Bagaimana dia
tidak pernah menyerah dan tidak pernah takut gagal. Hingga kakak perempuannya heran dan
berkata “Kamu nggak bosan apa gagal terus?” Nyatanya Onggy tidak, kegagalan
tidak pernah membuatnya terpuruk, justru membuatnya semakin semangat untuk
menebus kegagalan-kegagalan yang pernah dia lakukan. Mimpinya cuma satu yaitu
menjadi orang kaya, dan dia sangat percaya bahwa suatu saat itu bisa terwujud.
Kesabaran
dan rasa percaya Chandra kepada suaminya juga perlu diacungi jempol dan
dicontoh oleh kaum wanita. Bagaimana Chandra selalu mendukung dan percaya apapun
yang dilakukan suaminya. Ada masa dimana sebagai istri pasti Chandra merasa
kesal dan lelah dengan kemiskinan yang harus dia lalui, ditambah suaminya yang
tak punya pekerjaan tetap dan selalu gagal. Namun Chandra tetap setia hidup
bersama Onggy dan selalu mendampingi suaminya.
Film
“Bhineka Tunggal Ika”
Apresiasi
yang besar kepada film ini. Yang membuat film ini sangat menarik, film ini
sangat nasionalisme dan pancasila. Ada kisah empat orang sahabat di Surabaya
yang berbeda-beda, ada Onggy keturunan Tionghoa dari Tarakan, ada yang dari
Irian Jaya, ada yang dari Sunda, ada yang dari Medan, ada yang muslim dan ada
yang kristiani. Meskipun berbeda agama, suku, bangsa nyatanya mereka bisa akrab
dan saling memberi bantuan. Kemudian ada kisah juga tentang kerusuhan Mei 1998,
dimana waktu itu barang yang baru saja dibeli Onggy mau dirampas, namun dia
ditolong oleh tetangganya yang bersuku Jawa dan berkata “Iki koncoku, wong
pribumi”.
Ending
Kurang Greget
Secara
keseluruhan film ini apik, dan juga menghibur. Ada beberapa adegan yang membuat
penonton lepas gelak tawa. Namun sangat disayangkan, endingnya menurut saya
nanggung dan menggantung. Well, disini kan menceritakan tentang Onggy yang
berjuang untuk keluar dari kemiskinan, namun tidak ada cerita bagaimana
akhirnya Onggy bisa sukses dan berhasil keluar dari kemiskinan, endingnya pun tidak menggambarkan kondisi
Onggy sudah sukses.
Pekerjaan apa yang membuat Onggy bisa berada di masa
kejayaan juga tidak diulas. Jujur saya aja bingung, sebenarnya pekerjaan Onggy
apa, awalnya saya kira MLM namun ternyata motivator hehe. Mungkin jika durasi
film ini diperpanjang sedikit, akan bisa menjawab semua kebingungan saya. Beruntung
sebelum credit film ini ada penjelasan sedikit tentang Onggy ini siapa dan
pekerjaannya yang sebagai motivator dunia dan akhirnya dia bisa mewujudkan impiannya
sebagai orang kaya hingga sekarang.
Terakhir,
apresiasi kepada Dion Wiyoko dan Laura Basuki yang selalu totalitas dalam
memainkan perannya. Terutama Laura Basuki yang tampil cantik dan sangat luwes
menjadi perempuan Surabaya keturunan Tionghoa dengan aksen jawa medoknya. Untuk
Laura Basuki, selamat datang kembali ke dunia per-film-an Indonesia.