Review Jujur #6: Terbang Menembus Langit


Terbang: Menembus Langit, film garapan sutradara Fajar Nugros ini menceritakan kisah nyata dari perjalanan hidup Onggy Hinata. Onggy Hinata merupakan pria keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di daerah Tarakan, Kalimantan.

Onggy Hinata (Dion Wiyoko) hidup ditengah kemiskinan, dengan Ayah (Chew Kin Wah) yang bekerja di toko kelontong dan ibu (Aline Adita) yang mengurus rumah tangga, serta memiliki delapan saudara. Onggy yang dipanggil Chun mempunyai mimpi yang sangat besar, dimulai dimana dia ingin sekolah, meskipun orangtuanya tak mampu membiayai sekolahnya namun berkat kakaknya yang bernama Ali (Delon) akhirnya Chun bisa sekolah. Begitu juga setelah lulus SMA, dan setelah ayahnya meninggal, Chun bertekad untuk melanjutkan kuliah dan merantau ke Surabaya. Berkat bantuan Ali yang mau mengirimkan uang setiap bulan, akhirnya Chun bisa ke Surabaya.

Ternyata kehidupan Onggy justru semakin sulit. Dimulai dari Ali yang tak sanggup mengirim uang bulanan, akhirnya Onggy mencari pundi-pundi uang sendiri dari mulai menjadi supplier Apel, hingga jualan Jagung Bakar. Berkat kegigihannya itu Onggy akhirnya bisa wisuda. Setelah lulus wisuda, Onggy memulai usaha menjual Kerupuk Unyil, namun usahanya gagal, kemudian dia memutuskan untuk bekerja di pabrik benang jahit.

Masalah terjadi lagi setelah Onggy menikah dengan Chandra (Laura Basuki), Onggy ingin berkerja sendiri dengan bebas, bukan bekerja dibawah oranglain.

Film Penuh Makna
Kegigihan dan kerja keras Onggy perlu dicontoh terutama oleh kaum pria. Bagaimana dia tidak pernah menyerah dan tidak pernah takut gagal. Hingga kakak perempuannya heran dan berkata “Kamu nggak bosan apa gagal terus?” Nyatanya Onggy tidak, kegagalan tidak pernah membuatnya terpuruk, justru membuatnya semakin semangat untuk menebus kegagalan-kegagalan yang pernah dia lakukan. Mimpinya cuma satu yaitu menjadi orang kaya, dan dia sangat percaya bahwa suatu saat itu bisa terwujud.

Kesabaran dan rasa percaya Chandra kepada suaminya juga perlu diacungi jempol dan dicontoh oleh kaum wanita. Bagaimana Chandra selalu mendukung dan percaya apapun yang dilakukan suaminya. Ada masa dimana sebagai istri pasti Chandra merasa kesal dan lelah dengan kemiskinan yang harus dia lalui, ditambah suaminya yang tak punya pekerjaan tetap dan selalu gagal. Namun Chandra tetap setia hidup bersama Onggy dan selalu mendampingi suaminya.

Film “Bhineka Tunggal Ika”
Apresiasi yang besar kepada film ini. Yang membuat film ini sangat menarik, film ini sangat nasionalisme dan pancasila. Ada kisah empat orang sahabat di Surabaya yang berbeda-beda, ada Onggy keturunan Tionghoa dari Tarakan, ada yang dari Irian Jaya, ada yang dari Sunda, ada yang dari Medan, ada yang muslim dan ada yang kristiani. Meskipun berbeda agama, suku, bangsa nyatanya mereka bisa akrab dan saling memberi bantuan. Kemudian ada kisah juga tentang kerusuhan Mei 1998, dimana waktu itu barang yang baru saja dibeli Onggy mau dirampas, namun dia ditolong oleh tetangganya yang bersuku Jawa dan berkata “Iki koncoku, wong pribumi”.

Ending Kurang Greget
Secara keseluruhan film ini apik, dan juga menghibur. Ada beberapa adegan yang membuat penonton lepas gelak tawa. Namun sangat disayangkan, endingnya menurut saya nanggung dan menggantung. Well, disini kan menceritakan tentang Onggy yang berjuang untuk keluar dari kemiskinan, namun tidak ada cerita bagaimana akhirnya Onggy bisa sukses  dan berhasil keluar dari kemiskinan, endingnya pun tidak menggambarkan kondisi Onggy sudah sukses. 

Pekerjaan apa yang membuat Onggy bisa berada di masa kejayaan juga tidak diulas. Jujur saya aja bingung, sebenarnya pekerjaan Onggy apa, awalnya saya kira MLM namun ternyata motivator hehe. Mungkin jika durasi film ini diperpanjang sedikit, akan bisa menjawab semua kebingungan saya. Beruntung sebelum credit film ini ada penjelasan sedikit tentang Onggy ini siapa dan pekerjaannya yang sebagai motivator dunia dan akhirnya dia bisa mewujudkan impiannya sebagai orang kaya hingga sekarang.

Terakhir, apresiasi kepada Dion Wiyoko dan Laura Basuki yang selalu totalitas dalam memainkan perannya. Terutama Laura Basuki yang tampil cantik dan sangat luwes menjadi perempuan Surabaya keturunan Tionghoa dengan aksen jawa medoknya. Untuk Laura Basuki, selamat datang kembali ke dunia per-film-an Indonesia.

@astrimeika